https://www.metrohoki.com/

metrohoki.com – Pernikahan tradisional Jepang memiliki pesona dan keindahan yang memikat hati. Meskipun modernisasi telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat Jepang, upacara pernikahan tradisional masih mempertahankan unsur-unsur budaya yang kental, terutama melalui ritual Shinto, agama asli Jepang Slot server luar negeri. Setiap detail dari pernikahan ini, mulai dari pakaian pengantin hingga prosesi sakral, memiliki makna tersendiri yang mencerminkan kepercayaan dan nilai-nilai budaya yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Apa saja rahasia yang membuat tradisi pernikahan Jepang begitu unik?

1. Upacara Shinto: Harmoni dengan Alam dan Dewa

Sebagian besar pernikahan tradisional Jepang diadakan di kuil Shinto. Shinto, agama yang berfokus pada penghormatan terhadap dewa-dewa alam dan roh leluhur, menjadi landasan penting dalam pernikahan ini. Upacara pernikahan Shinto tidak hanya menyatukan kedua mempelai, tetapi juga memperkuat hubungan dengan alam dan leluhur. Ritual dimulai dengan memohon berkah kepada para dewa melalui doa, persembahan, dan minum sake (minuman beralkohol tradisional Jepang) dalam ritual sakral yang disebut san-san-ku-do, di mana pasangan meminum sake tiga kali dari tiga cawan berbeda sebagai simbol pengabdian dan komitmen.

2. Busana Pengantin yang Sarat Makna

Salah satu aspek paling mencolok dalam pernikahan Jepang adalah busana tradisional yang dikenakan oleh pengantin. Pengantin wanita biasanya mengenakan kimono putih yang disebut shiromuku, yang melambangkan kemurnian dan kesediaan untuk memulai kehidupan baru. Selain itu, pengantin wanita mengenakan tsunokakushi, penutup kepala yang dirancang untuk “menyembunyikan tanduk” atau simbol sifat buruk seperti kecemburuan dan kemarahan, sehingga ia dapat tampil sebagai sosok yang lembut dan penyayang.

Sementara itu, pengantin pria mengenakan montsuki, kimono hitam formal yang dihiasi lambang keluarga. Busana ini menunjukkan kebanggaan dan tanggung jawab pria sebagai kepala keluarga yang baru terbentuk.

3. Ritual Minum Sake: Simbol Cinta dan Kesatuan

Minum sake adalah bagian penting dari pernikahan tradisional Jepang. Pasangan meminum sake dalam ritual san-san-ku-do, yang berarti “tiga kali tiga adalah sembilan”. Setiap pasangan minum dari tiga cawan yang berbeda untuk menandakan tiga aspek penting dalam pernikahan: cinta, kebahagiaan, dan kesehatan. Ritual ini juga menguatkan kesatuan tidak hanya antara pasangan, tetapi juga antara dua keluarga yang baru terhubung melalui pernikahan ini.

4. Peran Keluarga dan Leluhur dalam Upacara Pernikahan

Pernikahan tradisional Jepang tidak hanya merayakan penyatuan dua orang, tetapi juga penyatuan dua keluarga. Kehadiran keluarga sangat penting, dan banyak prosesi dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Misalnya, setelah pernikahan, banyak pasangan yang melakukan hatsumode, yaitu kunjungan pertama ke kuil setelah menikah untuk memohon restu dari roh leluhur mereka. Penghormatan kepada leluhur dianggap sangat penting dalam budaya Jepang, sehingga pernikahan menjadi momen untuk memperkuat ikatan ini.

5. Perpaduan Tradisi dan Modernitas

Meskipun banyak pasangan muda Jepang yang memilih pernikahan bergaya Barat dengan gaun pengantin dan jas, elemen tradisi tetap dihargai. Bahkan, banyak pasangan yang memilih untuk melaksanakan dua upacara: satu upacara tradisional di kuil Shinto dan satu lagi dengan gaya Barat di hotel atau tempat modern lainnya. Hal ini mencerminkan bagaimana masyarakat Jepang berhasil memadukan tradisi kuno dengan gaya hidup modern tanpa kehilangan identitas budaya mereka.

6. Pengaturan Hari Pernikahan Berdasarkan Feng Shui Jepang

Di Jepang, memilih hari yang tepat untuk menikah adalah hal yang sangat penting. Banyak pasangan yang menggunakan rokuyo, sistem kalender Jepang yang berdasarkan feng shui, untuk menentukan hari terbaik yang membawa keberuntungan. Hari-hari tertentu dianggap membawa nasib baik, sementara hari lainnya harus dihindari. Misalnya, taian adalah hari yang paling disukai karena diyakini membawa keberuntungan, sedangkan butsumetsu adalah hari yang dihindari karena dianggap tidak menguntungkan.

Penutup

Tradisi pernikahan di Jepang adalah perpaduan indah antara budaya, spiritualitas, dan nilai-nilai keluarga yang diwariskan dari generasi ke generasi. Meski zaman telah berubah, inti dari pernikahan tradisional Jepang tetap mencerminkan keharmonisan dengan alam, penghormatan terhadap leluhur, dan pentingnya hubungan keluarga. Rahasia keunikan pernikahan Jepang terletak pada kemampuan mereka untuk merangkul modernitas tanpa meninggalkan akar tradisional yang kuat. Tradisi ini menjadi cerminan dari identitas budaya Jepang yang penuh makna dan keindahan.

By admin